Pemandangan dari sisi Berlin Barat (temboknya penuh dengan lukisan) pada
tahun 1986. Kawasan "daerah terlarang" berada di sisi timur tembok ini,
mengikuti bentuk dari
Kanal Luisenstadt.
Map yang menunjukkan lokasi Tembok Berlin, sekaligus menunjukkan tempat
pos pemeriksaan.
Tembok Berlin (
bahasa Jerman:
Berliner Mauer) adalah sebuah tembok pembatas terbuat dari beton yang dibangun oleh Republik Demokratik Jerman (
Jerman Timur) yang memisahkan
Berlin Barat dan
Berlin Timur serta daerah
Jerman Timur lainnya sehingga membuat Berlin Barat sebuah
enklave[1].
Tembok ini mulai dibangun pada tanggal 13 Agustus 1961. Tembok pembatas
ini juga dibarengi dengan pendirian menara penjaga yang dibangun
sepanjang tembok ini,
[2] juga pendirian sebuah daerah terlarang, yang diisi dengan ranjau anti kendaraan.
Blok Timur
menyatakan bahwa tembok ini dibangun untuk melindungi para warganya
dari elemen-elemen fasis yang dapat memicu gerakan-gerakan besar,
sehingga mereka dapat membentuk pemerintahan komunis di
Jerman Timur. Meski begitu, dalam prakteknya, ternyata tembok ini digunakan untuk mencegah semakin besar larinya penduduk
Berlin Timur ke wilayah
Berlin Barat, yang berada dalam wilayah
Jerman Barat.
Oleh otoritas Jerman Timur, Tembok Berlin dikatakan sebagai "Benteng Proteksi
Anti-Fasis" (
bahasa Jerman:
Antifaschistischer Schutzwall), yang menyatakan bahwa negara
Jerman Barat belum sepenuhnya
dide-nazifikasi.
[3] Pemerintah Kota Jerman Barat kadang-kadang mengatakan Tembok Berlin sebagai "
Tembok Memalukan"—sebutan yang dicetuskan oleh Walikota
Willy Brandt—untuk mengutuk tembok ini karena membatasi
kebebasan bergerak. Bersamaan dengan Tembok Pembatas Antar Jerman yang memisahkan
Jerman Barat dan Jerman Timur, kedua tembok pembatas ini menjadi simbol "
Tirai Besi" yang memisahkan Eropa Barat dengan
Blok Timur selama
Perang Dingin.
Sebelum pembangunan tembok ini, ada sekitar 3,5 juta warga Jerman
Timur yang bermigrasi dan membelot ke barat, salah satunya dengan
melewati perbatasan Jerman Timur dan Jerman Barat, lalu kemudian mereka
pun bisa pergi ke negara Eropa Barat lainnya. Antara tahun 1961 dan
1989, tembok ini pun mencegah hal itu.
[4]
Di rentang waktu kira-kira 30 tahun ini, ada sekitar 5.000 orang yang
mencoba kabur, dengan estimasi ada 100 sampai 200 orang yang meninggal
karena ditembak.
Pada tahun 1989, ada perubahan politik radikal di kawasan
Blok Timur, yang berhubungan dengan liberalisasi sistem otoritas di Blok Timur dan juga mulai berkurangnya pengaruh
Uni Soviet di negara-negara seperti
Polandia dan
Hungaria.
Setelah kerusuhan sipil selama beberapa minggu, pemerintah Jerman Timur
mengumumkan tanggal 9 November 1989 bahwa rakyat Jerman Timur boleh
pergi ke Jerman Barat dan Berlin Barat. Maka, kerumunan orang Jerman
Timur pun menyeberangi dan memanjat tembok itu, diikuti pula dengan
warga Jerman Barat di sisi lain untuk merayakan atmosfer kebebasan.
Beberapa minggu setelahnya, euforia publik dan pemburu souvenir akhirnya
meretakkan bagian-bagian tembok itu. Nantinya, sebagian besar tembok
ini dihancurkan oleh pemerintah menggunakan alat berat. Kejatuhan dari
Tembok Berlin membuka jalan terbentuknya
Reunifikasi Jerman, 3 Oktober 1990.
Latar Belakang
Jerman Pasca-Perang Dunia II
Setelah berakhirnya Perang Dunia II di Eropa, yang tersisa dari bagian barat
Perbatasan Oder–Neisse dibagi menjadi 4 wilayah pendudukan (akibat
Perjanjian Potsdam),
masing-masing wilayah itu dikuasai oleh Amerika Serikat, Britania Raya,
Perancis, dan Uni Soviet. Ibukota Berlin, sebagai pusat kontrol, juga
dibagi-bagi menjadi 4 wilayah meskipun kota ini sendiri terletak jauh di
dalam kekuasaan Soviet.
[5]
Selama kurang lebih dua tahun, ada perubahan politik di antara Soviet
dan anggota sekutu lainnya. Hal ini terjadi karena Soviet menolak
setuju untuk rencana rekonstruksi kembali Jerman pasca-perang.
[6] Inggris, Perancis, Amerika Serikat, dan negara-negara
Beneluks
kemudian bertemu untuk menggabungkan kawasan-kawasan non-Soviet menjadi
satu kawasan untuk direkonstruksi dan menyetujui perluasan dari
Marshall Plan.
Blok Timur dan Blokade Berlin
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Pemimpin Uni Soviet
Joseph Stalin mengepalai gabungan beberapa negara yang tergabung dalam Blok Timur, antara lain
Polandia,
Hungaria, dan
Cekoslowakia,termasuk dengan wilayah Jerman yang dikuasai Soviet.
[7]
Di awal tahun 1945, Stalin mengungkapkan pada pemimpin komunis Jerman
untuk menyingkirkan Inggris dari zona okupasinya, ditambah Amerika
Serikat yang akan menarik pasukannya dalam satu atau 2 tahun, sehingga
kemudian nantinya tidak ada halangan bagi terbentuknya negara komunis
Jerman yang bersatu.
[8]
Tugas utama untuk menjalankan partai komunis di kawasan Soviet adalah
menjalankan perintah Soviet ke penguasa-penguasa administratif, yang
nanti hasilnya akan terlihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
kawasan tersebut.
[9] Maka, industri-industri dan banyak properti di Jerman Timur pun segera dinasionalisasi.
[10][11]
Jika pernyataan atau keputusan akhir yang dilaporkan tidak sesuai
dengan semestinya, maka orang yang menjalankan misi ini bisa dipenjara,
disiksa, bahkan dibunuh.
[9]
Di tahun 1948, karena tidak adanya kesepakatan mengenai rekontruksi ulang dan mata uang baru Jerman, Stalin mengemukakan
Blokade Berlin untuk mencegah masuknya makanan, material-material, dan berbagai kebutuhan lainnya ke
Berlin Barat.
[12]
Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada, Australia, Selandia Baru,
dan beberapa negara lainnya segera mengirimkan bantuan pangan dan
pasokan lainnya ke Berlin yang dinamakan "
Pengangkutan Berlin".
[13]
Soviet kemudian menebarkan kampanye publik yang isinya mengkritisi
kebijakan barat. Komunis juga mencoba merusak pemilu 1948, tapi akhirnya
mereka mengalami kekalahan,
[14] ditambah dengan 300.000 warga Berlin Barat yang memprotes agar bantuan internasional pada mereka tak dihambat.
[15]
Bulan Mei 1949, Stalin akhirnya membuka blokade tersebut dan
memperbolehkan pengangkutan barang-barang dan kebutuhan lainnya ke
Berlin Barat.
[16][17]
Republik Demokratik Jerman (
Jerman Timur)
dideklarasikan pada tangga 7 Oktober 1949. Dengan perjanjian rahasia,
Menteri Luar Negeri Soviet menyetujui otoritas administratif Jerman
Timur, tapi bukan otonomi. Uni Soviet sendiri tetap mempenetrasi dan
mengontrol penuh militer, polisi rahasia, dan administratif Jerman
Timur.
[18][19]
Jerman Timur berbeda dengan Jerman Barat (
Republik Federal Jerman), yang berkembang menjadi negara kapitalis dengan
budaya Barat dengan sistem
ekonomi pasar sosial (
"Soziale Marktwirtschaft"
dalam bahasa Jerman) dengan pemerintahan demokrasi parlementer.
Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa pada tahun 1950-an memunculkan "
keajaiban ekonomi" (
"Wirtschaftswunder").
Dengan ekonomi Jerman Barat yang terus tumbuh dan standar hidupnya
semakin baik, banyak warga Jerman Timur yang ingin pindah ke Jerman
Barat.
Pembangunan Tembok
Tembok ini didirikan pada tanggal
13 Agustus 1961 oleh pemerintahan komunis Jerman Timur di bawah pimpinan
Walter Ulbricht karena Berlin Barat adalah sebuah 'lubang' di negara mereka. Antara tahun
1949 sampai tahun
1961 sudah lebih dari 2 juta penduduk Jerman Timur melarikan diri lewat Berlin. Hal ini membuat
ekonomi
Jerman Timur menjadi kedodoran, karena kebanyakan orang-orang yang
masih muda yang melarikan diri. Maka secara rahasia dan tiba-tiba tembok
ini dibangun.
Tembok Berlin dan Perang Dingin
Tembok Berlin yang mengurung Berlin Barat dan memotong kota ini persis di tengahnya, menjadi simbol
Perang Dingin yang paling terkenal. Banyak pembesar barat, terutama presiden
Amerika Serikat yang mengunjungi tembok ini untuk mengutuknya. Presiden
J.F Kennedy pada tahun 1963 datang dan berpidato di sisi tembok ini dengan
kalimatnya yang ternama: "
Ich bin ein Berliner." Lalu 20
tahun kemudian, pada tahun
1983 presiden
Ronald Reagan juga berpidato di sini dan mengutuk
Uni Soviet yang disebutnya
An Evil Empire, atau sebuah kerajaan kejahatan. Tetapi pada tahun
1989, pada hari peringatan
Republik Demokratis Jerman, atau Jerman Timur, pemimpin
Uni Soviet,
Mikhail Gorbachev juga sempat mengunjungi Tembok Berlin dan berkata pada pemimpin Jerman Timur
Erich Honecker bahwa “Barangsiapa terlambat datang, akan dihukum oleh hidup”.
Pelarian melalui Tembok Berlin
Selama Tembok Berlin berdiri, ada sekitar 5.000 orang yang berhasil
melarikan diri. Jumlah orang yang tewas akibat mencoba kabur, sampai
saat ini masih menjadi perdebatan. Menurut
Alexandra Hildebrandt, Direktur
Museum Pos Pemeriksaan Charlie, diperkirakan jumlah orang yang tewas adalah lebih dari 200 orang.
[20][21] Sebuah kelomok bersejarah di
Center for Contemporary Historical Research (
ZZF) di
Potsdam mengkonfirmasikan bahwa ada 136 jumlah orang tewas.
[22] Sebelumnya, yang tercatat resmi adalah 98 orang yang dibunuh.
Runtuhnya Tembok Berlin
Orang Jerman berdiri di atas tembok ini, tahun 1989, tembok ini akan dihancurkan beberapa hari kemudian setelahnya.
Orang ber-Juggling di Tembok Berlin tanggal 16 November 1989
"Mauerspecht" (November 1989)
Setelah memperbolehkan celah bagi para penduduknya untuk melewati perbatasan di musim panas,
Hungaria
akhirnya secara efektif menghilangkan pembatas fisik negaranya dengan
Austria tanggal 19 Agustus 1989. Di bulan September, lebih dari 13.000
orang Jerman Timur kabur ke Austria melalui Hungaria.
[23]
Hal ini menyebabkan beberapa rentetan kejadian berikutnya. Orang
Hungaria mencegah agar tidak semakin banyak orang Jerman Timur yang
menyebrang perbatasan, dan mengembalikan mereka ke Budapest. Orang-orang
Jerman Timur ini memenuhi kedutaan Jerman Barat dan menolak untuk
kembali ke Jerman Timur. Pemerintah Jerman Timur menanggapi hal ini
dengan menutup semua perjalanan ke Hungaria, tapi masih memperbolehkan
mereka yang mau kembali ke Jerman Timur. Pada kesempatan kali ini,
otoritas Jerman Timur memperbolehkan mereka untuk pergi, asalkan saja
nanti kereta yang mereka pakai melewati Jerman Timur. Maka muncullah
demonstrasi besar-besaran di Jerman Timur sendiri. (
Lihat Demonstrasi Senin di Jerman Timur.) Pemimpin Jerman Timur,
Erich Honecker, mengundurkan diri tanggal 18 Oktober 1989 dan digantikan oleh
Egon Krenz beberapa hari kemudian. Honecker telah memprediksi bahwa tembok itu masih akan bertahan sampai 50 atau 100 tahun lagi,
[24] jika kondisi negara itu tidak berubah.
Protes demonstrasi pecah di seluruh Jerman Timur bulan September
1989. Pada awalnya, para pemrotes ingin pergi menuju ke barat, sambil
meneriakkan
"Wir wollen raus!" ("Kami mau pergi!"). Tapi lalu para pemrotes mulai berteriak
"Wir bleiben hier", ("Kami akan tetap di sini!"). Maka, ini adalah awal dari apa yang disebut orang Jerman Timur sebagai "
Revolusi Damai" di akhir 1989.
[25]
Para pemrotes semakin besar di awal November. Para pemrotes mencapai
puncaknya pada tanggal 4 November, ketika hampir setengah juta orang
berkumpul di
Demonstrasi Alexanderplatz. (Henslin, 07)
Sementara itu, para pengungsi yang meninggalkan Jerman Timur ke
Jerman Barat semakin meningkat, dan mereka menemukan jalan baru untuk
keluar dari Jerman Timur, yaitu dengan cara melalui Hungaria via
Cekoslowakia (atau via Kedutaan Jerman Barat di Prague) yang diizinkan
oleh pemerintahan Krenz yang baru, dan dengan persetujuan dengan
pemerintah komunis Cekoslowakia. Agar keadaan tidak semakin rumit,
akhirnya politbiro yang dipimpin oleh Krenz memperbolehkan para
pengungsi untuk keluar langsung melalui pintu perbatasan antara Jerman
Timur dan Jerman Barat, termasuk Berlin Barat pada tanggal 9 November
1989.
Penghancuran
Seorang penjaga Jerman Timur berbicara pada seorang Jerman Barat melalui tembok yang bolong, akhir November 1989.
Terlihat sebuah
crane menghancurkan salah satu bagian dari Tembok Berlin di dekat
Gerbang Brandenburg tanggal 21 Desember 1989
Tanggal ketika tembok ini mulai dihancurkan adalah 9 November 1989,
tapi saat itu tembok ini tidak langsung dTihancurkan saat itu juga. Di
sore itu dan beberapa minggu setelahnya, orang-orang datang membawa palu
godam dan sejenisnya untuk menghacurkan beberapa bagian tembok dan juga
menciptakan beberapa lubang perbatasan yang tak resmi. Orang-orang ini
disebut sebagai "Mauerspechte" (pelatuk tembok).
Rezim Jerman Timur kembali mengumumkan bahwa mereka akan membuka 10
pintu perbatasan baru, termasuk di beberapa tempat bersejarah seperti
Potsdamer Platz,
Glienicker Brücke, dan
Bernauer Straße.
Massa dari 2 sisi menunggu berjam-jam, bersorak-sorai ketika buldoser
menghancurkan tembok ini. Pintu perbatasan baru terus dibuka sepanjang
tahun 1990, termasuk di Gerbang Brandenburg tanggal 22 Desember 1989.
Penduduk Jerman Barat melihat-lihat di perbatasan dengan Jerman Timur di
sebuah tembok yang bolong disertai dengan pengawas dari Jerman Timur.
Penduduk Jerman Barat dan Berlin Barat diperbolehkan masuk Jerman
Timur tanpa visa mulai 23 Desember 1989. Sampai tanggal itu, mereka
hanya diperbolehkan masuk dengan berbagai persyaratan dan diharuskan
membuat aplikasi untuk pembuatan visa. Selain itu, mereka diharuskan
membayar minimal 25
DM
per harinya. Maka, sebenarnya pada tanggal 9 November dan 23 Desember
ini, penduduk Jerman Timur lebih bebas daripada Jerman Barat.
Hampir semua bagian tembok ini telah diruntuhkan. Foto Desember 1990.
Pemberitaan di televisi tentang banyaknya penduduk yang menghancurkan
banyak bagian tembok tanggal 9 November membuat banyak orang di luar
negeri berpikir bahwa tembok ini akan dihancurkan secepatnya.
Sebenarnya, tembok ini tetap dijagai sampai beberapa hari kemudian,
meskipun intensitas penjagaan semakin kecil. Di bulan pertama itu,
malahan [[militer Jerman Timur] berusaha untuk memperbaiki kembali
tembok yang dihancurkan oleh para "pelatuk tembok". Lalu, seiring
berjalannya waktu, tindakan ini dihentikan, dan para penjaga semakin
toleran dengan aksi penghancuran tembok dan perginya penduduk melalui
tembok yang lubang. Tanggal 13 Januari 1990, tembok ini resmi
dihancurkan oleh militer
Jerman Timur, dimulai di
Bernauer Straße.
Penghancuran tembok ini kembali diteruskan setelah Reunifikasi Jerman
sampai akhirnya selesai bulan November 1991. Hanya sedikit bagian tembok
dan menara tetap dipertahankan, sebagai tempat memorial.
Jatuhnya Tembok Berlin merupakan awal dari Reunifikasi Jerman, yang ditandatangani tanggal 3 Oktober 1990.
Referensi
- ^ (1961). Video: Berlin, 1961/08/31 (1961). Universal Newsreel. Diakses pada 20 February 2012.
- ^ Jack Marck "Over the Wall: A Once-in-a-Lifetime Experience" American Heritage, Oct. 2006.
- ^ [1][pranala nonaktif]
- ^ Monday, 20 Nov. 1989 (20 November 1989). "Freedom! – TIME". TIME<!. Diakses 9 November 2009.
- ^ Miller 2000, hlm. 4–5
- ^ Miller 2000, hlm. 16
- ^ Miller 2000, hlm. 10
- ^ Miller 2000, hlm. 13
- ^ a b Wettig 2008, hlm. 95-5
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama wettig96
- ^ Proses
politik yang kontras terjadi di wilayah Jerman Barat yang dikuasai oleh
Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, dimana presiden dan perdana
menterinya dipilih oleh parlemen. (Turner, Henry Ashby. The Two Germanies Since 1945: East and West, Yale University Press, 1987, ISBN 0-300-03865-8, page 20)
- ^ Gaddis 2005, hlm. 33
- ^ Miller 2000, hlm. 65–70
- ^ Turner 1987, hlm. 29
- ^ Fritsch-Bournazel, Renata, Confronting the German Question: Germans on the East-West Divide, Berg Publishers, 1990, ISBN 0-85496-684-6, page 143
- ^ Gaddis 2005, hlm. 34
- ^ Miller 2000, hlm. 180–81
- ^ Wettig 2008, hlm. 179
- ^ Dalam
sebuah telegram ucapan selamat, Stalin mengungkapkan bahwa, dengan
terbentuknya negara Jerman Timur, maka "perbudakan negara-negara Eropa
oleh imperialisme global adalah tidak mungkin." (Wettig, Gerhard, Stalin and the Cold War in Europe, Rowman & Littlefield, 2008, ISBN 0-7425-5542-9, page 179)
- ^ Chronik der Mauer: Todesopfer an der Berliner Mauer (in German)
- ^ "Forschungsprojekt „Die Todesopfer an der Berliner Mauer, 1961–1989“: BILANZ (Stand: 7. August 2008) (in German)". Diakses 2011-08-06.
- ^ "Center for Contemporary Historical Research (Zentrum für Zeithistorische Forschung Potsdam e.V) in German". Chronik-der-mauer.de. Diakses 2011-08-06.
- ^ Meyer, Michael (13 September 2009). "The picnic that brought down the Berlin Wall". LA Times. Diakses 14 June 2010.
- ^ "Sie wird noch in 50 Jahren stehen". dpa. 22 May 2009.
- ^ unknown (2009). "20 Jahre Mauerfall[[Kategori:Artikel mengandung aksara Jerman]]". Kulturprojekte Berlin GmbH. Diakses 9 April 2009.